East Meet West at Pura Mangkunegaran

Kota Solo yang lumayan sepi menyambut saya pagi itu dengan matahari bersinar cukup terik. Bangunan yang kelihatan kuno dengan pagar yang tidak terlalu besar terpampang di depan mata saya.   Dalam hati saya bertanya-tanya seperti apa istana yang ada di dalamnya, sedikit ada keraguan karena bangunannya terlihat sangat sederhana untuk ukuran sebuah istana.  Setelah melalui pintu masuk dan langsung menuju halaman dalam terlihat pendopo dengan atap joglo yang tampak sangat humble.  Bersama seorang pemandu saya memasuki pendopo dan barulah saya tercengang, takjub dengan lantai marmernya, dan tiang-tiang kokoh berukir berwarna hijau toska dengan perpaduan warna emas.  Dan yang membuat saya semakin bertanya-tanya kenapa ada chandelier bergaya eropa berderet-deret menghias langit-langit. Ternyata Pura Mangkunegaran memang dibangun dengan arsitektur perpaduan jawa dan eropa. Semakin jauh ke dalam saya semakin kagum dengan semua isinya, istana ini bisa sangat artistik memadukan desain timur dan barat. Memasuki taman tampak patung-patung bergaya european dengan gaya yunani pada bajunya yang berdrapery walaupun design taman adalah taman tropis.  Satu ruangan yang jadi favorit saya adalah tempat menjamu tamu yang mengingatkan saya akan istana Versailles dan beranda di belakang dihias dengan lantai yang dipasang marmer bercorak klasik.   Saya mengagumi semua detil di istana ini, yang unik ada lukisan dilangit-langit pendopo seperti kotak=kotak berhias batik yang ternyata melambangkan zodiak dengan simbol dan warnanya. Selain itu lampu-lampu yang terpasang punya beragam desain dan detil, dan juga lukisan-lukisan anggota keluarga kerajaan dengan frame emas berukir yang cantik. Ternyata pada saat dibangun, ada trend klasissisme dalam arsitektur di Eropa yang terpengaruh budaya Yunani dan Romawi kuno, pantas kalo dicermati patung-patung itu memang mirip dengan gaya romawi pada bajunya dan Indonesia yang dijajah Belanda dalam waktu lama ikut terjadi akulturasi budaya barat dengan jawa. Segala sesuatu di istana ini selain didesain dengan perpaduan Jawa dan Eropa, tetap memegang falsafah jawa artinya semua ada filosofinya misalkan warna hijau dan emas kuning itu melambangkan warna keluarga Mangkunegaran.  Pura Mangkunegaran adalah salah satu dari 2 keraton yang ada di kota Solo dibangun oleh Raden Mas Said yang mendapat gelar pahlawan Nasional setelah sukses memerangi Belanda. Istana ini terbuka untuk umum.  Bisa dikunjungi dari jam 09.00-14.00.

 

solo10solo2solo6solo3solo7solo5solo9solo12solo11solo14solo4

No Comments

Thanks for visiting my blog

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!